Banda Aceh ( Aceh dalam berita ) Selasa 5-10-2024 Universitas Syiah Kuala mendapat kepercayaan untuk menjadi tuan rumah Rapat Kerja Nasional ( Rakernas ) dan Workshop Konsorsium Biologi Indonesia ( KOBI ) 2024.
Acara tingkat nasional ini dibuka secara resmi oleh Rektor USK, Prof. Marwan, di Aula Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ( FMIPA ) USK.
Ketua KOBI, Prof. Budi Setiadi Daryono, menyatakan, KOBI baru saja merayakan ulang tahun ke-13 pada 22 September 2024. Selama lebih dari satu dekade, KOBI telah berkontribusi besar dalam menjaga dan mengembangkan biodiversitas di Indonesia. Salah satu inisiatif penting yang dikeluarkan adalah Indeks Biodiversitas Indonesia ( IBI ), yang kini digunakan Bappenas sebagai tolok ukur pelestarian lingkungan.
Banyak anggota KOBI juga aktif di NGO untuk mengembangkan program pelestarian lingkungan, bahkan di daerah-daerah terluar dan tertinggal, sebut Prof. Budi.
Lanjut Prof. Budi. peran KOBI tidak hanya penting untuk pemerintah, tapi juga untuk komunitas yang membutuhkan panduan pengelolaan biodiversitas yang berkelanjutan.
Di tempat yang sama Penjabat Wali Kota Banda Aceh, Ade Surya, turut memberikan sambutan dengan menekankan pentingnya kolaborasi antara akademisi dan pemerintah dalam menciptakan kebijakan pemanfaatan lahan yang berkelanjutan.
Kata Ade, kita perlu memastikan keseimbangan antara kebutuhan akan lahan untuk investasi dengan komitmen menjaga keberlanjutan sumber daya alam.
Sebagai Rektor USK, Prof. Marwan, tegaskan bahwa biodiversitas dan keberlanjutan adalah isu yang sangat penting, terutama bagi Indonesia yang kaya akan keanekaragaman hayati.
Prof.Marwan juga menyoroti pentingnya perlindungan terhadap kawasan hutan Leuser di Aceh, yang merupakan habitat bagi spesies langka seperti gajah, harimau, orangutan, dan badak.
Dalam keterangan Prof. Marwan bahwa, riset dan kolaborasi adalah kunci untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals ( SDGs ).
Apapun yang kita lakukan hari ini harus berdampak nyata, baik dalam hal konservasi maupun ketahanan pangan, sebagai bagian dari tujuan global SDGs, tutur Prof.Marwan.
Acara ini menjadi ajang penting bagi KOBI dan para peserta untuk mendiskusikan tantangan dan peluang dalam pengelolaan biodiversitas dan pembangunan berkelanjutan.